Sindrom Patah Hati Gejalanya Mirip Serangan Jantung

Sindrom patah hati (broken heart syndrome) biasanya seringkali menyerang wanita, yakni satu keadaan yang mana otot jantung untuk sesaat melemah serta pembuluh darah tidak bisa merespons dengan cara normal.

Sindrom ini awalannya di kenal juga sebagai takotsubo cardiomyopathy, namun sekarang ini terdapat banyak arti yang tunjukkan keadaan ini seperti stress cardiomyipathy atau sindrom balon apikal (apical ballooning syndrome).

Sindrom Patah Hati Gejalanya Mirip Serangan Jantung



Sindrom patah hati umumnya berlangsung sesudah seorang terlebih golongan wanita alami momen yang menegangkan atau menyedihkan, seperti kehilangan pasangan, diagnosis medis yang menakutkan, kehilangan banyak duit atau aspek psikologis umpamanya stres. Tetapi pemicu yang pasti hingga sekarang ini belum di ketahui dengan pasti.

Gejala yang muncul biasanya mirip dengan serangan jantung seperti nyeri dada, sesak napas, detak jantung cepat dan lemah. Tapi tidak ada penyumbatan di pembuluh darah jantung dan tidak mengalami kerusakan yang permanen, karenanya pasien akan sembuh dalam waktu beberapa minggu. Kondisi inilah yang membedakannya dengan serangan jantung.

Umumnya tidak ada pedoman dalam menangani sindrom patah hati. Perawatan yang diberikan mirip dengan serangan jantung sampai dokter mendapatkan diagnosis yang tepat. Sebagian besar pasien akan tetap di rumah sakit sampai sembuh.

Untuk memahami sindrom ini, para peneliti melakukan studi yang melibatkan 12 perempuan dengan sindrom patah hati dalam 6 bulan terakhir, 12 perempuan yang tidak pernah mengalami sindrom dan 4 perempuan yang pernah mengalami serangan jantung klasik.

"Diketahui perempuan yang mengalami sindrom patah hati memiliki pembuluh darah yang tidak bekerja secara optimal akibat respons dari hormon stres yang diterimanya,"

Pembuluh darah seharusnya melebar untuk memungkinkan lebih banyak darah yang mengalir ke jantung. Tapi pada saat seseorang mengalami hal yang menegangkan, mengejutkan atau stres maka pembuluh darah menjadi terbatas sehingga mengurangi pasokan darah ke jantung.

Para peneliti mengungkapkan respons pembuluh darah yang abnormal terhadap stres bisa berkontribusi memicu sindrom patah hati.

Hingga saat ini belum ada terapi yang bisa mencegah terjadinya sindrom patah hati, tapi satu hal yang penting adalah seseorang harus bisa mengelola stres dalam hidupnya dengan baik untuk mengurangi potensi hormon stres merusak jantung.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sindrom Patah Hati Gejalanya Mirip Serangan Jantung

0 komentar:

Post a Comment